Kenapa Korupsi Di Indonesia Sangat
Sulit Diberantas?
Kita
sudah sering menyaksikan adanya praktek-praktek korupsi terjadi di Indonesia,
dan yang sedang lagi hangat-hangatnya di media elektronik dan cetak
memberitakan bahwa satu persatu oknum praktek tersebut ditangkap oleh KPK
(Komisi Pembarantasan Korupsi). Namun, mengapa korupsi di Indonesia sangat
sulit diberantas?, mungkin kita pernah mendengar kata-kata seperti ini “Orang
yang korupsi lalu ditangkap oleh KPK itu hanyalah orang yang kurang beruntung”,
dari kalimat tersebut kita bisa melihat bahwa artinya di Indonesia sudah banyak
terjadi praktek-praktek korupsi namun mereka yang masih bebas
berlenggak-lenggok hanyalah orang yang beruntung karena masih dapat menghirup
udara bebas.
Tentunya
sangat sulit membarantas praktek korupsi, oleh karena sangat sukarnya
memberikan pembuktian-pembuktian yang eksak terhadapi praktek korupsi tersebut.
Disamping itu juga sangat sulit mendeteksinya dengan dasar-dasar hukum yang
pasti.
Korupsi itu berasal dari bahasa Latin
yaitu corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok atau rasuah adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun
pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara
tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan
kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Korupsi Sangat Sulit Diberantas Di Lingkungan Masyarakat Majemuk
yang Bersifat Kolektif
Seperti
yang kita ketahui di Indonesia cenderung masyarakatnya bersifat majemuk yang
artinya masyarakat yang terdiri atas
kelompok-kelompok, yang tinggal bersama dalam suatu wilayah, tetapi terpisah
menurut garis budaya masing-masing. Kemajemukan suatu masyarakat patut dilihat
dari dua variabel yaitu kemajemukan budaya dan kemajemukan sosial. Kemajemukan
budaya ditentukan oleh indikator-indikator genetik-sosial (ras, etnis, suku),
budaya (kultur, nilai, kebiasaan), bahasa, agama, kasta, ataupun wilayah.
Kemajemukan sosial ditentukan indikator-indikator seperti kelas, status,
lembaga, ataupun power.
Inilah
salah satu penyebab korupsi di Indonesia sulit diberantas, saya berikan contoh,
jika didalam kelompok masyarakat kolektif ada salah satu anggotanya melakukan
praktek korupsi anggota yang lain mengetahui namun anggota lain tidak
melaporkannya karena atas dasar kasihan,rasa tidak tega jika temannya
dimasukkan ke sel tahanan. Misalnya Budi melakukan praktek korupsi dan Ardi mengetahui perbuatan tersebut
namun Ardi tidak melaporkannya karena Ardi tidak tega, dan kasihan jika melihat
temannya dipenjara. Inilah kendala yang sering kita dapati di lingkup ruang
masyarakat kolektif yang cenderung majemuk.
Terkadang
juga korupsi sulit diberantas karena dalam agama ada larangan membeberkan aib
seseorang. Sebagaimana mayoritas Indonesia masih bergengang dengan agama.
Contoh Kevin melakukan praktek korupsi dan diketahui oleh teman dekatnya yang bernama
Dani namun karena tidak ingin membeberkan aib Kevin dan pemikirannya
berdasarkan dari agama, maka Dani hanya berdiam diri seakan-akan
tidakmengetahui apapun yang dilakukan oleh Kevin.
Jadi di negara yang masyaraktnya
bersifat kolektif pemberantasan korupsi itu terasa akan sulit diberantas,
korupsi akan dapat diberantas jika adanya juga kerja kolektif yang dilakukan
oleh aparat pemerintah untuk menindak tegas terpidana-terpidana korupsi, dan
juga adanya dukungan dari masyarakat untuk memberantas korupsi bukan hanya dari
perkataan melainkan dari tindakan.