Jumat, 21 November 2014

SULITNYA MEMBERANTAS KORUSPI DI INDONESIA, MENGAPA?



Kenapa Korupsi Di Indonesia Sangat Sulit Diberantas?
                Kita sudah sering menyaksikan adanya praktek-praktek korupsi terjadi di Indonesia, dan yang sedang lagi hangat-hangatnya di media elektronik dan cetak memberitakan bahwa satu persatu oknum praktek tersebut ditangkap oleh KPK (Komisi Pembarantasan Korupsi). Namun, mengapa korupsi di Indonesia sangat sulit diberantas?, mungkin kita pernah mendengar kata-kata seperti ini “Orang yang korupsi lalu ditangkap oleh KPK itu hanyalah orang yang kurang beruntung”, dari kalimat tersebut kita bisa melihat bahwa artinya di Indonesia sudah banyak terjadi praktek-praktek korupsi namun mereka yang masih bebas berlenggak-lenggok hanyalah orang yang beruntung karena masih dapat menghirup udara bebas.
                Tentunya sangat sulit membarantas praktek korupsi, oleh karena sangat sukarnya memberikan pembuktian-pembuktian yang eksak terhadapi praktek korupsi tersebut. Disamping itu juga sangat sulit mendeteksinya dengan dasar-dasar hukum yang pasti.
                Korupsi itu berasal dari bahasa Latin yaitu corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok atau rasuah adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

Korupsi Sangat Sulit Diberantas Di Lingkungan Masyarakat Majemuk yang Bersifat Kolektif
                Seperti yang kita ketahui di Indonesia cenderung masyarakatnya bersifat majemuk yang artinya masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok, yang tinggal bersama dalam suatu wilayah, tetapi terpisah menurut garis budaya masing-masing. Kemajemukan suatu masyarakat patut dilihat dari dua variabel yaitu kemajemukan budaya dan kemajemukan sosial. Kemajemukan budaya ditentukan oleh indikator-indikator genetik-sosial (ras, etnis, suku), budaya (kultur, nilai, kebiasaan), bahasa, agama, kasta, ataupun wilayah. Kemajemukan sosial ditentukan indikator-indikator seperti kelas, status, lembaga, ataupun power.
                Inilah salah satu penyebab korupsi di Indonesia sulit diberantas, saya berikan contoh, jika didalam kelompok masyarakat kolektif ada salah satu anggotanya melakukan praktek korupsi anggota yang lain mengetahui namun anggota lain tidak melaporkannya karena atas dasar kasihan,rasa tidak tega jika temannya dimasukkan ke sel tahanan. Misalnya Budi melakukan praktek  korupsi dan Ardi mengetahui perbuatan tersebut namun Ardi tidak melaporkannya karena Ardi tidak tega, dan kasihan jika melihat temannya dipenjara. Inilah kendala yang sering kita dapati di lingkup ruang masyarakat kolektif yang cenderung majemuk.
                Terkadang juga korupsi sulit diberantas karena dalam agama ada larangan membeberkan aib seseorang. Sebagaimana mayoritas Indonesia masih bergengang dengan agama. Contoh Kevin melakukan praktek korupsi dan diketahui oleh teman dekatnya yang bernama Dani namun karena tidak ingin membeberkan aib Kevin dan pemikirannya berdasarkan dari agama, maka Dani hanya berdiam diri seakan-akan tidakmengetahui apapun yang dilakukan oleh Kevin.
                Jadi di negara yang masyaraktnya bersifat kolektif pemberantasan korupsi itu terasa akan sulit diberantas, korupsi akan dapat diberantas jika adanya juga kerja kolektif yang dilakukan oleh aparat pemerintah untuk menindak tegas terpidana-terpidana korupsi, dan juga adanya dukungan dari masyarakat untuk memberantas korupsi bukan hanya dari perkataan melainkan dari tindakan.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan sepuasnya, dipersilahkan menggunakan kata kasar jika diperlukan, tapi saya yakin orang yang bermoral tidak akan menggunakan kata-kata yang kasar, khususnya untuk menghina tanpa dasar logika yang dapat diterima dengan nalar.