Jumat, 21 November 2014


PENGERTIAN & CIRI-CIRI NEGARA BERKEMBANG
            Negara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan suatu negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Karena tidak ada definisi tetap negara berkembang yang diakui secara internasional, tingkat pembangunan bisa saja bervariasi di dalam negara berkembang tersebut. Sejumlah negara berkembang memiliki standar hidup rata-rata yang tinggi. Menurut Simon Kuznets (Ahli ekonomi), Negara berkembang adalah ketidakmampuan suatu negara untuk menyediakan tingkat kehidupan yang layak bagi sebagian besar penduduknya sehingga menimbulkan kemiskinan dan kemelaratan. Jika kita melihat definisi Negara berkembang menurut Simon Kuznets, maka tentunya kita akan langsung dapat menyimpulkan bahwa Negara berkembang ini sangat banyak ditemukan wilayah benua Asia dan beberapa di wilayah benua Amerika.
            Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai tentang beberapa unsur yang dapat mengkategorikan negara disebut sebegai negara berkembang, sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara berkembang jika telah memenuhi beberapa syarat dari sudut pandang politik, sudut pandang ekonomi, maupun dari sudut pandang sosial budaya. Unsur-unsur yang meliputi beberapa sudut pandang tersebut, yaitu;

CIRI-CIRI DAN PENGERTIAN NEGARA BERKEMBANG


PENGERTIAN & CIRI-CIRI NEGARA BERKEMBANG
            Negara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan suatu negara dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Karena tidak ada definisi tetap negara berkembang yang diakui secara internasional, tingkat pembangunan bisa saja bervariasi di dalam negara berkembang tersebut. Sejumlah negara berkembang memiliki standar hidup rata-rata yang tinggi. Menurut Simon Kuznets (Ahli ekonomi), Negara berkembang adalah ketidakmampuan suatu negara untuk menyediakan tingkat kehidupan yang layak bagi sebagian besar penduduknya sehingga menimbulkan kemiskinan dan kemelaratan. Jika kita melihat definisi Negara berkembang menurut Simon Kuznets, maka tentunya kita akan langsung dapat menyimpulkan bahwa Negara berkembang ini sangat banyak ditemukan wilayah benua Asia dan beberapa di wilayah benua Amerika.
            Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai tentang beberapa unsur yang dapat mengkategorikan negara disebut sebegai negara berkembang, sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara berkembang jika telah memenuhi beberapa syarat dari sudut pandang politik, sudut pandang ekonomi, maupun dari sudut pandang sosial budaya. Unsur-unsur yang meliputi beberapa sudut pandang tersebut, yaitu;

       I.            BIOGRAFI SINGKAT TAN MALAKA

Tan Malaka yang bernama asli Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka. Tan Malaka (1894-1949) adalah tokoh yang cukup kontroversial baik di kalangan akademisi, pergerakan maupun elit politik di Indonesia dan bahkan di beberapa negara yang pernah dikunjunginya. Tan Malaka lahir  pada tanggal 2 Juni 1897 di sebuah desa kecil bernama Pandan Gadang, Suliki Sumatra Barat. Ayahnya seorang mantri kesehatan yang pernah bekerja untuk pemerintah daerah setempat dan mendapatkan gaji beberapa puluh gulden setiap bulannya.
Sejak kecil Tan Malaka dididik oleh tuntunan Islam secara ketat, suatu hal lazim dalam tradisi masyarakat Minangkabau yang amat religius. Saat saat menginjak usia remaja Tan Malaka telah mampu berbahasa Arab dan menjadi guru muda di surau kampungnya. Pendidikan agama Islam ini begitu membekas dalam diri Tan Malaka sehingga kemudian sedikit banyaknya memberikan warna dalam corak pemikiran Tan Malaka.
Setelah selesai di sekolah rendah ia menjadi satu-satunya anak muda di kampungnya yang mendapat kesempatan bersekolah ke Kweekschool di Bukit Tinggi (1908-1913). Kweekschol dikenal sebagai sekolah raja karena tak tergapai oleh kaum inlanders merupakan satu-satunya sekolah guru untuk anak-anak Indonesia di Sumatera Barat. la dikirim bersekolah beradasarkan keputusan rapat tetua Nagari Pandan Gadang, Suliki. Dalam keputusan rapat dinyatakan jelas pada suatu kepercayaan tradisional bahwa Tan Malaka pada akhirnya akan kembali untuk memperkaya alamnya.
Kecerdasan dan keinginannya yang keras serta perangainya yang sopan mendapatkan perhatian serius dari seorang guru Belanda bemama Horensma. Horensma menggangap Tan Malaka sebagai anak angkatnya sendiri. Atas anjuran dari Horensma pula ia dipromosikan untuk meneruskan sekolah lanjutan di negeri Belanda. Atas biaya dan jaminan keuangan yang diupayakan oleh "Engkufonds" yaitu semacam lembaga keuangan para Engku di Suliki dan juga bantuan dari Horensma yang menyediakan diri sebagai penjamin bagi Tan Malaka untuk melakukan perantauan yang nantinya berpengaruh besar pada kehidupannya kemudian. Bulan Oktober 1913 Tan Malaka meninggalkan tanah kelahiranya.

TAN MALAKA - PEMIKIRAN


       I.            BIOGRAFI SINGKAT TAN MALAKA

Tan Malaka yang bernama asli Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka. Tan Malaka (1894-1949) adalah tokoh yang cukup kontroversial baik di kalangan akademisi, pergerakan maupun elit politik di Indonesia dan bahkan di beberapa negara yang pernah dikunjunginya. Tan Malaka lahir  pada tanggal 2 Juni 1897 di sebuah desa kecil bernama Pandan Gadang, Suliki Sumatra Barat. Ayahnya seorang mantri kesehatan yang pernah bekerja untuk pemerintah daerah setempat dan mendapatkan gaji beberapa puluh gulden setiap bulannya.
Sejak kecil Tan Malaka dididik oleh tuntunan Islam secara ketat, suatu hal lazim dalam tradisi masyarakat Minangkabau yang amat religius. Saat saat menginjak usia remaja Tan Malaka telah mampu berbahasa Arab dan menjadi guru muda di surau kampungnya. Pendidikan agama Islam ini begitu membekas dalam diri Tan Malaka sehingga kemudian sedikit banyaknya memberikan warna dalam corak pemikiran Tan Malaka.
Setelah selesai di sekolah rendah ia menjadi satu-satunya anak muda di kampungnya yang mendapat kesempatan bersekolah ke Kweekschool di Bukit Tinggi (1908-1913). Kweekschol dikenal sebagai sekolah raja karena tak tergapai oleh kaum inlanders merupakan satu-satunya sekolah guru untuk anak-anak Indonesia di Sumatera Barat. la dikirim bersekolah beradasarkan keputusan rapat tetua Nagari Pandan Gadang, Suliki. Dalam keputusan rapat dinyatakan jelas pada suatu kepercayaan tradisional bahwa Tan Malaka pada akhirnya akan kembali untuk memperkaya alamnya.
Kecerdasan dan keinginannya yang keras serta perangainya yang sopan mendapatkan perhatian serius dari seorang guru Belanda bemama Horensma. Horensma menggangap Tan Malaka sebagai anak angkatnya sendiri. Atas anjuran dari Horensma pula ia dipromosikan untuk meneruskan sekolah lanjutan di negeri Belanda. Atas biaya dan jaminan keuangan yang diupayakan oleh "Engkufonds" yaitu semacam lembaga keuangan para Engku di Suliki dan juga bantuan dari Horensma yang menyediakan diri sebagai penjamin bagi Tan Malaka untuk melakukan perantauan yang nantinya berpengaruh besar pada kehidupannya kemudian. Bulan Oktober 1913 Tan Malaka meninggalkan tanah kelahiranya.
This entry was posted in :

ABDURRAHMAN WAHID “GUS DUR”
Tokoh ini adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B. J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilihan Umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah Indonesia 1999 (Pemilu 1999). Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa kepresidenannya dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR.
Tokoh ini adalah Abdurrahman Wahid atau lebih banyak dikenal dengan nama Gus Dur, Gus Dur adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

BIOGRAFI SINGKAT ABDURRAHMAN WAHID
Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur lahir pada 4 Agustus 1940 di Jombang, Jawa Timur dengan nama lengkap Abdurrahman ad-dakhil putra pertama KH. Wahid Hasyim. Ayahnya adalah menteri agama pertama Indonesia yang juga merupakan putra tokoh pendiri Nahdlatul ulama, yaitu KH. Hasyim Asy’ari. Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. "Addakhil" berarti "Sang Penakluk".[2] Kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas"
            Waktu kecil, Gus Dur sudah mulai menghafal sebagian isi Al-Quran dan banyak puisi dalam bahasa arab. Ia memulai pendidikannya di sekolah rakyat, Jakarta. Setelah itu ia melanjutkan sekolah ke SMEP di Giwangan Yogyakarta, bersamaan dengan belajar bahasa arab di Pesantren Al-Munawir, Krapyak Yogyakarta di bawah bimbingan KH. Ali Maksum, mantan Rais Am PBNU, dengan bertempat tinggal di rumah KH Junaid, ulama tarjih Muhammadiyah Yogyakarta. Gus Dur secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia memiliki darah Tionghoa Abdurrahman Wahid mengaku bahwa ia adalah keturunan dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden Patah (Tan Eng Hwa), pendiri Kesultanan Demak.
Tan A Lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak dari Putri Campa, puteri Tiongkok yang merupakan selir Raden Brawijaya V. Tan Kim Han sendiri kemudian berdasarkan penelitian seorang peneliti Perancis, Louis-Charles Damais diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al-Shini yang diketemukan makamnya di Trowulan.
Pada tahun 1964, ia melanjutkan studinya ke Al-Azhar University Kairo Mesir dengan mengambil jurusan Departement of Higher Islamic and Arabic studies. Pada tahun 1963, Wahid menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar Studi Islam di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Ia pergi ke Mesir pada November 1963. Meskipun ia mahir berbahasa Arab, Gus Dur diberitahu oleh pihak universitas bahwa ia harus mengambil kelas remedial sebelum belajar Islam dan bahasa Arab. Karena tidak mampu memberikan bukti bahwa ia memiliki kemampuan bahasa Arab, Wahid terpaksa mengambil kelas remedial.[9]

ABDURRAHMAN WAHID (GUSDUR)


ABDURRAHMAN WAHID “GUS DUR”
Tokoh ini adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B. J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilihan Umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah Indonesia 1999 (Pemilu 1999). Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa kepresidenannya dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR.
Tokoh ini adalah Abdurrahman Wahid atau lebih banyak dikenal dengan nama Gus Dur, Gus Dur adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

BIOGRAFI SINGKAT ABDURRAHMAN WAHID
Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur lahir pada 4 Agustus 1940 di Jombang, Jawa Timur dengan nama lengkap Abdurrahman ad-dakhil putra pertama KH. Wahid Hasyim. Ayahnya adalah menteri agama pertama Indonesia yang juga merupakan putra tokoh pendiri Nahdlatul ulama, yaitu KH. Hasyim Asy’ari. Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. "Addakhil" berarti "Sang Penakluk".[2] Kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas"
            Waktu kecil, Gus Dur sudah mulai menghafal sebagian isi Al-Quran dan banyak puisi dalam bahasa arab. Ia memulai pendidikannya di sekolah rakyat, Jakarta. Setelah itu ia melanjutkan sekolah ke SMEP di Giwangan Yogyakarta, bersamaan dengan belajar bahasa arab di Pesantren Al-Munawir, Krapyak Yogyakarta di bawah bimbingan KH. Ali Maksum, mantan Rais Am PBNU, dengan bertempat tinggal di rumah KH Junaid, ulama tarjih Muhammadiyah Yogyakarta. Gus Dur secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia memiliki darah Tionghoa Abdurrahman Wahid mengaku bahwa ia adalah keturunan dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden Patah (Tan Eng Hwa), pendiri Kesultanan Demak.
Tan A Lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak dari Putri Campa, puteri Tiongkok yang merupakan selir Raden Brawijaya V. Tan Kim Han sendiri kemudian berdasarkan penelitian seorang peneliti Perancis, Louis-Charles Damais diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al-Shini yang diketemukan makamnya di Trowulan.
Pada tahun 1964, ia melanjutkan studinya ke Al-Azhar University Kairo Mesir dengan mengambil jurusan Departement of Higher Islamic and Arabic studies. Pada tahun 1963, Wahid menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar Studi Islam di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Ia pergi ke Mesir pada November 1963. Meskipun ia mahir berbahasa Arab, Gus Dur diberitahu oleh pihak universitas bahwa ia harus mengambil kelas remedial sebelum belajar Islam dan bahasa Arab. Karena tidak mampu memberikan bukti bahwa ia memiliki kemampuan bahasa Arab, Wahid terpaksa mengambil kelas remedial.[9]
This entry was posted in :

PENDAHULUAN
            Memasuki abad kesembilan belas, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern telah memasuki dunia Islam, oleh karena itu dalam sejarah Islam dipandang sebagai fase permulaan periode modern. Kontak dengan dunia barat mengakibatan  terbawanya ide-ide baru ke dunia Islam seperti rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya. Semuanya itu menimbulkan dialektika pemikiran di tengah problematika baru, sehingga pemimpin Islampun mulai memikirkan cara mengatasi persoalan-persoalan baru tersebut.
            Sebagaimana halnya di Barat, di dunia Islam juga timbul pemikiran dan gerakan untuk menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru. Dengan cara itu pemimpin-pemimpin Islam modern mengharap akan dapat melepaskan ummat islam dari suasana kemunduran untuk selanjutnya dibawa kepada kemajuan.[1]
Periode modern (1800 M-dan seterusnya) merupakan zaman kebangkitan Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Pada periode inilah timbul ide-ide pembaharuan dalam Islam[2]. Salah satu tokoh modern yang melahirkan ide-ide pembaharuan  dalam Islam ini adalah Jamaluddin Al-Afghani.
[1] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam : Sejarah Pemikiran dan Gerakan(Jakarta : Bulan Bintang, 1975, cet. ke-1, h. 10.
[2] Ibid, h. 13
[3] Ibid, h. 11
[4] Ali Rahmena (ed), Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1995), cet. ke-1, h. 17


            Jamaluddin Al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah dari satu negara Islam ke negara Islam lain, serta pengaruhnya terbesar ditinggalkannya di Mesir. Dia dikenal sebagai seorang pembaharu politik di dunia Islam pada abad sembilan belas[3]. Ia juga adalah perintis modernisme Islam, khususnya aktivisme anti imperialis. Dia terkenal karena kehidupan dan pemikirannya yang luas, dan juga karena menganjurkan dan mempertahankan sejak 1883, bahwa persatuan Islam merupakan sarana untuk memperkuat dunia muslim menghadapi barat[4]. Dia pula tokoh yang pertama kali menganjurkan untuk kembali pada tradisi muslim dengan cara yang sesuai dengan berbagai problem, mengusik Timur Tengah di abad sembilan belas. Dengan menolak tradisionalisme

JAMALUDDIN AL-AFGHANI


PENDAHULUAN
            Memasuki abad kesembilan belas, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern telah memasuki dunia Islam, oleh karena itu dalam sejarah Islam dipandang sebagai fase permulaan periode modern. Kontak dengan dunia barat mengakibatan  terbawanya ide-ide baru ke dunia Islam seperti rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya. Semuanya itu menimbulkan dialektika pemikiran di tengah problematika baru, sehingga pemimpin Islampun mulai memikirkan cara mengatasi persoalan-persoalan baru tersebut.
            Sebagaimana halnya di Barat, di dunia Islam juga timbul pemikiran dan gerakan untuk menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru. Dengan cara itu pemimpin-pemimpin Islam modern mengharap akan dapat melepaskan ummat islam dari suasana kemunduran untuk selanjutnya dibawa kepada kemajuan.[1]
Periode modern (1800 M-dan seterusnya) merupakan zaman kebangkitan Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Pada periode inilah timbul ide-ide pembaharuan dalam Islam[2]. Salah satu tokoh modern yang melahirkan ide-ide pembaharuan  dalam Islam ini adalah Jamaluddin Al-Afghani.
[1] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam : Sejarah Pemikiran dan Gerakan(Jakarta : Bulan Bintang, 1975, cet. ke-1, h. 10.
[2] Ibid, h. 13
[3] Ibid, h. 11
[4] Ali Rahmena (ed), Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1995), cet. ke-1, h. 17


            Jamaluddin Al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah dari satu negara Islam ke negara Islam lain, serta pengaruhnya terbesar ditinggalkannya di Mesir. Dia dikenal sebagai seorang pembaharu politik di dunia Islam pada abad sembilan belas[3]. Ia juga adalah perintis modernisme Islam, khususnya aktivisme anti imperialis. Dia terkenal karena kehidupan dan pemikirannya yang luas, dan juga karena menganjurkan dan mempertahankan sejak 1883, bahwa persatuan Islam merupakan sarana untuk memperkuat dunia muslim menghadapi barat[4]. Dia pula tokoh yang pertama kali menganjurkan untuk kembali pada tradisi muslim dengan cara yang sesuai dengan berbagai problem, mengusik Timur Tengah di abad sembilan belas. Dengan menolak tradisionalisme
This entry was posted in :


Kenapa Korupsi Di Indonesia Sangat Sulit Diberantas?
                Kita sudah sering menyaksikan adanya praktek-praktek korupsi terjadi di Indonesia, dan yang sedang lagi hangat-hangatnya di media elektronik dan cetak memberitakan bahwa satu persatu oknum praktek tersebut ditangkap oleh KPK (Komisi Pembarantasan Korupsi). Namun, mengapa korupsi di Indonesia sangat sulit diberantas?, mungkin kita pernah mendengar kata-kata seperti ini “Orang yang korupsi lalu ditangkap oleh KPK itu hanyalah orang yang kurang beruntung”, dari kalimat tersebut kita bisa melihat bahwa artinya di Indonesia sudah banyak terjadi praktek-praktek korupsi namun mereka yang masih bebas berlenggak-lenggok hanyalah orang yang beruntung karena masih dapat menghirup udara bebas.
                Tentunya sangat sulit membarantas praktek korupsi, oleh karena sangat sukarnya memberikan pembuktian-pembuktian yang eksak terhadapi praktek korupsi tersebut. Disamping itu juga sangat sulit mendeteksinya dengan dasar-dasar hukum yang pasti.
                Korupsi itu berasal dari bahasa Latin yaitu corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok atau rasuah adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

Korupsi Sangat Sulit Diberantas Di Lingkungan Masyarakat Majemuk yang Bersifat Kolektif
                Seperti yang kita ketahui di Indonesia cenderung masyarakatnya bersifat majemuk yang artinya masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok, yang tinggal bersama dalam suatu wilayah, tetapi terpisah menurut garis budaya masing-masing. Kemajemukan suatu masyarakat patut dilihat dari dua variabel yaitu kemajemukan budaya dan kemajemukan sosial. Kemajemukan budaya ditentukan oleh indikator-indikator genetik-sosial (ras, etnis, suku), budaya (kultur, nilai, kebiasaan), bahasa, agama, kasta, ataupun wilayah. Kemajemukan sosial ditentukan indikator-indikator seperti kelas, status, lembaga, ataupun power.
                Inilah salah satu penyebab korupsi di Indonesia sulit diberantas, saya berikan contoh, jika didalam kelompok masyarakat kolektif ada salah satu anggotanya melakukan praktek korupsi anggota yang lain mengetahui namun anggota lain tidak melaporkannya karena atas dasar kasihan,rasa tidak tega jika temannya dimasukkan ke sel tahanan. Misalnya Budi melakukan praktek  korupsi dan Ardi mengetahui perbuatan tersebut namun Ardi tidak melaporkannya karena Ardi tidak tega, dan kasihan jika melihat temannya dipenjara. Inilah kendala yang sering kita dapati di lingkup ruang masyarakat kolektif yang cenderung majemuk.
                Terkadang juga korupsi sulit diberantas karena dalam agama ada larangan membeberkan aib seseorang. Sebagaimana mayoritas Indonesia masih bergengang dengan agama. Contoh Kevin melakukan praktek korupsi dan diketahui oleh teman dekatnya yang bernama Dani namun karena tidak ingin membeberkan aib Kevin dan pemikirannya berdasarkan dari agama, maka Dani hanya berdiam diri seakan-akan tidakmengetahui apapun yang dilakukan oleh Kevin.
                Jadi di negara yang masyaraktnya bersifat kolektif pemberantasan korupsi itu terasa akan sulit diberantas, korupsi akan dapat diberantas jika adanya juga kerja kolektif yang dilakukan oleh aparat pemerintah untuk menindak tegas terpidana-terpidana korupsi, dan juga adanya dukungan dari masyarakat untuk memberantas korupsi bukan hanya dari perkataan melainkan dari tindakan.

SULITNYA MEMBERANTAS KORUSPI DI INDONESIA, MENGAPA?



Kenapa Korupsi Di Indonesia Sangat Sulit Diberantas?
                Kita sudah sering menyaksikan adanya praktek-praktek korupsi terjadi di Indonesia, dan yang sedang lagi hangat-hangatnya di media elektronik dan cetak memberitakan bahwa satu persatu oknum praktek tersebut ditangkap oleh KPK (Komisi Pembarantasan Korupsi). Namun, mengapa korupsi di Indonesia sangat sulit diberantas?, mungkin kita pernah mendengar kata-kata seperti ini “Orang yang korupsi lalu ditangkap oleh KPK itu hanyalah orang yang kurang beruntung”, dari kalimat tersebut kita bisa melihat bahwa artinya di Indonesia sudah banyak terjadi praktek-praktek korupsi namun mereka yang masih bebas berlenggak-lenggok hanyalah orang yang beruntung karena masih dapat menghirup udara bebas.
                Tentunya sangat sulit membarantas praktek korupsi, oleh karena sangat sukarnya memberikan pembuktian-pembuktian yang eksak terhadapi praktek korupsi tersebut. Disamping itu juga sangat sulit mendeteksinya dengan dasar-dasar hukum yang pasti.
                Korupsi itu berasal dari bahasa Latin yaitu corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok atau rasuah adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

Korupsi Sangat Sulit Diberantas Di Lingkungan Masyarakat Majemuk yang Bersifat Kolektif
                Seperti yang kita ketahui di Indonesia cenderung masyarakatnya bersifat majemuk yang artinya masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok, yang tinggal bersama dalam suatu wilayah, tetapi terpisah menurut garis budaya masing-masing. Kemajemukan suatu masyarakat patut dilihat dari dua variabel yaitu kemajemukan budaya dan kemajemukan sosial. Kemajemukan budaya ditentukan oleh indikator-indikator genetik-sosial (ras, etnis, suku), budaya (kultur, nilai, kebiasaan), bahasa, agama, kasta, ataupun wilayah. Kemajemukan sosial ditentukan indikator-indikator seperti kelas, status, lembaga, ataupun power.
                Inilah salah satu penyebab korupsi di Indonesia sulit diberantas, saya berikan contoh, jika didalam kelompok masyarakat kolektif ada salah satu anggotanya melakukan praktek korupsi anggota yang lain mengetahui namun anggota lain tidak melaporkannya karena atas dasar kasihan,rasa tidak tega jika temannya dimasukkan ke sel tahanan. Misalnya Budi melakukan praktek  korupsi dan Ardi mengetahui perbuatan tersebut namun Ardi tidak melaporkannya karena Ardi tidak tega, dan kasihan jika melihat temannya dipenjara. Inilah kendala yang sering kita dapati di lingkup ruang masyarakat kolektif yang cenderung majemuk.
                Terkadang juga korupsi sulit diberantas karena dalam agama ada larangan membeberkan aib seseorang. Sebagaimana mayoritas Indonesia masih bergengang dengan agama. Contoh Kevin melakukan praktek korupsi dan diketahui oleh teman dekatnya yang bernama Dani namun karena tidak ingin membeberkan aib Kevin dan pemikirannya berdasarkan dari agama, maka Dani hanya berdiam diri seakan-akan tidakmengetahui apapun yang dilakukan oleh Kevin.
                Jadi di negara yang masyaraktnya bersifat kolektif pemberantasan korupsi itu terasa akan sulit diberantas, korupsi akan dapat diberantas jika adanya juga kerja kolektif yang dilakukan oleh aparat pemerintah untuk menindak tegas terpidana-terpidana korupsi, dan juga adanya dukungan dari masyarakat untuk memberantas korupsi bukan hanya dari perkataan melainkan dari tindakan.

Sekilas tentang Karl Marx

            Karl Heinrich Marx atau yang lebih dikenal Karl Marx, Marx lahir di Treves, kota kecil di wilayah Rhineland Jerman. Karl Marx lahir dikeluarga yang liberal, ayahnya merupakan keturunan Yahudi yang lalu berpindah menjadi pengikut Protestan aliran Lutheran, sebelum ayahnya memeluk agama Protestan ayah Karl Marx bernama Herschel, setelah berpindah menjadi pengikut Protestan ayahnya berganti nama menjadi Heinrich. Karl Marx sendiri lahir pada tahun 1818 pada tanggal 5 bulan Mei, Karl Marx sendiri dikabarkan meninggal akibat penyakit yang dideritanya semasa hidupnya. Semasa dia hidup dia telah menjadi manusia yang penuh dengan pelarian serta pengusiran atas dirinya. Semasa beliau remaja Karl Marx pernah menerima pendidikan di Universitas Bonn, Berlin, dan Jena. Semasa mahasiswa Karl Marx tertarik dengan pemikiran-pemikran materialis Yunani, sebagaimana yang telah dibuktikan dalam judul thesis doktornya, “On the difference between the natural Philosophy of Democritus and of Epicurus”. Ketika beliau lulus ia berniat menjadi staff pengajar di unviersitas, namun niat ini tidak dapat terkabulkan, Karl Marx pun membanting setir dan memilih jalur jurnalis untuk menyambung hidupnya. Karl Marx menjadi staff di Rheinische Zeitug, yaitu surat kabar demokratis–liberal yang terbit di Cologne. Pada tahun 1843,  surat kabar ini diberhentikan dan dilarang keras oleh pemerintah Prusia, Karl Marx lalu berpindah ke Paris, Perancis, di Perancis inilah dia bertemu dan berhubungan dengan para pemikir-pemikir sosialis Perancis, salah satunya ialah Freidrich Engels yang menjadi sahabat karibnya semasa sisa-sisa hidupnya.

BIOGRAFI KARL MARX


Sekilas tentang Karl Marx

            Karl Heinrich Marx atau yang lebih dikenal Karl Marx, Marx lahir di Treves, kota kecil di wilayah Rhineland Jerman. Karl Marx lahir dikeluarga yang liberal, ayahnya merupakan keturunan Yahudi yang lalu berpindah menjadi pengikut Protestan aliran Lutheran, sebelum ayahnya memeluk agama Protestan ayah Karl Marx bernama Herschel, setelah berpindah menjadi pengikut Protestan ayahnya berganti nama menjadi Heinrich. Karl Marx sendiri lahir pada tahun 1818 pada tanggal 5 bulan Mei, Karl Marx sendiri dikabarkan meninggal akibat penyakit yang dideritanya semasa hidupnya. Semasa dia hidup dia telah menjadi manusia yang penuh dengan pelarian serta pengusiran atas dirinya. Semasa beliau remaja Karl Marx pernah menerima pendidikan di Universitas Bonn, Berlin, dan Jena. Semasa mahasiswa Karl Marx tertarik dengan pemikiran-pemikran materialis Yunani, sebagaimana yang telah dibuktikan dalam judul thesis doktornya, “On the difference between the natural Philosophy of Democritus and of Epicurus”. Ketika beliau lulus ia berniat menjadi staff pengajar di unviersitas, namun niat ini tidak dapat terkabulkan, Karl Marx pun membanting setir dan memilih jalur jurnalis untuk menyambung hidupnya. Karl Marx menjadi staff di Rheinische Zeitug, yaitu surat kabar demokratis–liberal yang terbit di Cologne. Pada tahun 1843,  surat kabar ini diberhentikan dan dilarang keras oleh pemerintah Prusia, Karl Marx lalu berpindah ke Paris, Perancis, di Perancis inilah dia bertemu dan berhubungan dengan para pemikir-pemikir sosialis Perancis, salah satunya ialah Freidrich Engels yang menjadi sahabat karibnya semasa sisa-sisa hidupnya.
This entry was posted in :